1. Bentuk Motif
Dilihat dari sisi bentuk, motif bungo melati tidak banyaj perubahan pada stilisasinya, karena bunga melati aslinya memang sudah memiliki bentuk indah. Pada motif batik Jambi, motif bungo melati ada dua macam yaitu bungo melati kecil dan bungo melati besar. Bungo melati kecil biasanya berfungsi sebagai motif isian sedangkan bungo melati besar berfungsi sebagai mitif utama.
Nama bungo melati di suatu daerah memiliki bisa berbeda-beda antara lain Jasmine (Inggris), Jasmin (Perancis), Yasmin (Arab), Melati (Indonesia), Melur (Jawa), Kembang Malati (Sunda); Malate (Madura), Menuh (Bali), Bungo melati (Jambi) Nampaknya di banyak daerah bungo melati memiliki fungsi dan keistimewaan yang berbeda-beda, sering ada keitannya dengan cerita legenda masyarakat setempat namun secara umum bunga melati sering melambangkan kecantikan, kesucian dan keteguhan hati seorang putri raja atau seorang gadis dengan berbagai macam kisahnya.
Bungo melati pada umumnya berwarna putih dan berbau harum. Mengandung senyawa-senyawa unsur kimia yang besar manfaatnya untuk pengobatan. Kandungan kimia bungo melati antara lain indol, benzyl, livalylacetaat, dapat dipergunakan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit yaitu: sakit matah merah, demam, sakit kepala, bengkak akibat gigitan serangga, sesak nafas, radang usus, radang ginjal dan penyakit lainnya. Teh melati juga dikenal sebagai tonik alami yang dapat merangsang semua fungsi sistem utama dan organ tubuh.
Karena berbagai macam kelebihan dan keistimewaan bungo melati, maka sangatlah wajar bila nenk moyang kita terinspirasi mengangkat bentuk bungo melati menjadi motif batik Jambi.
2. Makna yang terkandung
Bungo melati tak pernah berdusta dengan penampilannya, tak pernah memiliki warna lain selain putih, kemanapun dan dimanapun ditemukan melati akan selalu outih. Kuat dalam menjalani kewajibannya agar apapun cobaan yang datang dengan sabar dan suja cita merasai, bahkan menikmatinya sebagai bagian dari cinta dan kasih sayang pencipta, tidak ada cinta tanpa pengorbanan dan cobaan.
Pada bunga lain ia bersahabat, bersama bahu membahu, tak ada persaingan, tak ada perlombaan, menjadi yang cantik karena masing-masing memahami tugas dan perannya.
Melati tak pernah iri menjadi mawar dan bunga lainnya, karena ia tahu semua fungsinya melati sebagai putih. Atas nama cinta dan keridhoan pemiliknya, ia senantiasa berharap tumbuhnya tunas-tunas baru agar kelak meneruskan perannya sebagai bunga yang putih yang tetap berseri disemua seusana alam.
Jika pada jasadnya ia harus jatuh luruh ke tanah ia tetap sebagai melati, seputih melati dan orang memandangnya juga seperti melati. Meskipun ia telah mati, alam akan tetap mengenang dirinya dan harum wanginya, terus menerus tinggal pada alam yang pernah disinggahinya. Melati yang teguh akan dirinya, melati yang menyadari peran putihnya, melati yang rela berbagi keharumannya, melati yang tak pernah tertarik merubah warna kelopaknya, dari luar ia berwarna putih dan dari dalam daging kelopaknya-pun semakin putih.
3. Kesimpulan
Motif bungo melati memiliki makna filosofi selain lambang kesucian cinta adalah:
1. Sifat konaah dan syukur atas apa yang ada, tidak ada iri dengan yang lain, sesungguhnya Allah menciptakan semua bentuk dan keadaan makhluknya sesuai perannya masing-masing.
2. Aku adalah saya yang tak akan seperti dan menjadi kamu. Akupun tak ingin kamu menjadi aku namun aku dan kamu adalah kita. Artinya seseorang tidak bisa memaksakan kehendaknya kepada orang lain begitu juga sebaliknya, sebaiknya saling berbagi dan bekerjasama tapi tidak perlu menonjolkan diri siapa aku.